LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN
PEMBERIAN PAKAN
MANAJEMEN
PEMBERIAN PAKAN PADA IKAN PATIN (Pangasius
pangasius) DENGAN FR 5% DAN FF 2 KALI SEHARI
Oleh:
PUJI
RAHAYU 13742040
PROGRAM
STUDI BUDIDAYA PERIKANAN
JURUSAN
PETERNAKAN
POLITEKNIK
NEGERI LAMPUNG
BANDAR
LAMPUNG
2015
DAFTAR
PUSTAKA
I. PENDAHULUAN..............................................................................
1.1 Latar belakang.......................................................................
1.2 Tujuan.....................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
2.1 Klasifikasi...............................................................................
2.2 Morfologi................................................................................
2.3 Habitat
...................................................................................
III. METODE PELAKSANAAN..........................................................
3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan...........................................
3.2 Alat dan bahan......................................................................
3.3 Prosedur kerja......................................................................
3.4 Parameter pengamatan........................................................
IV. PARAMETER
PENGAMATAN.................................................
V. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................
5.1
Hasil.......................................................................................
5.2
Pembahasan.........................................................................
VI. KESIMPULAN...............................................................................
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Budidaya ikan merupakan
usaha untuk mendapatkan produksi setinggi-tingginya dengan mengenalkan beberapa
faktor alami yang dapat menghambat usaha tersebut dengan penyediaan makanan
alami secara berkesinambungan dan intensif. Berdasarkan sumbernya makanan ikan
di bedakan antara lain : makanan alami,makanan tambahan,makanan buatan.
Dengan
pemberian pakan buatan sebagai pelengkap dalam usaha budidaya di harapkan laju
pertumbuhan ikan tinggi,terutama ikan yang memikili nilai ekonomis tinggi.Pada
saat ini petani ikan sangat tergantug pada makanan ikan(pelet) buatan pabrik,di
samping itu ada juga yang membuat pakan sendiri.
Dengan
membuat pakan buatan diharapkan jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan akan
terpenuhi setiap saat. Pakan buatan yang berkualitas baik harus memenuhi
kriteria-kriteria sebagai berikut:
·
Kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai
dengan kebutuhan ikan
·
Diameter pakan harus lebih kecil dari ukuran bukaan
mulut ikan
·
Pakan mudah dicerna
·
Kandungan nutrisi pakan mudah diserap tubuh
·
Memiliki rasa yang disukai ikan
·
Kandungan abunya rendah
·
Tingkat efektivitasnya tinggi
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mengetahui manajemen dari pemberian
pakan pada ikan patin serta pengelolaan dan pengaruh penentuan FR dan feeding
frekuensi yang tepat pada ikan patin
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Klasifikasi
Klasifikasi ikan patin adalah
sebagai berikut:
Kingdom :Animalia
Filum :Chordata
Ordo :
Ostarioplaysi.
Subordo :
Siluriodea.
Famili :
Pangasidae.
Genus :
Pangasius.
Spesies
: Pangasius pangasius Ham. Buch.
2.2
Morfologi
ikan patin
Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna putih seperti perak
dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Panjang tubuhnya bisa mencapai 120cm, suatu
ukuran yang cukup besar untuk ukuran ikan air tawar domestik. Kepala ikan patin
relatif kecil dengan mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah hal
ini merupakan ciri khas golongan catfish.pada sudut mulutnya terdapat dua
pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.
Sirip
punggu memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patinyang bergerigi
dan besar di ebelah belakangnya. Sementara itu, jari-jari lunak sirip pun ggung
terdapat enam atau tujuh buah. Pada punggungnya terdapat sirip lemak yang
berukuran kecil sekali. Adapun sirip ekornya membentuk cagak dan bentuknya
simetris. Ikan patin ini tidak memiliki sisik. Sirip duburnya panjang, terdiri
dari 30-33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya memiliki enam jari-jari
keras yang berubah menjadi senjata yang dikenal sebagap patil.
.
2.3
Habitat
Patin siam atau jambal siam adalah ikan asli thailand. Patin
siam umumnya hidup di air tawar dan payau dengan aliran air yang tenang,
terutama di sungi-sungai berlumpur atau berpasir (smith, 1945; soetikno, 1976;
direktorat jenderal perikanan 1877; lagler et al., 1977). Kadang-kadang ikan
ini masuk ke dalam rawa yang berdekatan dengan sungai besar (soetikno, 1974).
Ikan ini
hidup subur di sungai, danau, waduk dan kolam (varikul dan boonsom, 1966; sar,
1985). Penyebaran ikan patin siam meliputi thailand, burma, india (weber dan
beaufort, 1913 ; smit 1945 ; direktorat jenderal perikanan, 1977) taiwan,
malaysia, semenanjung indocina (buchanan, 1983), sumatra dan kalimantan
(schuster dan djajadiredja, 1952).
Ikan patin
siam termasuk ikan dasar, hal ini bisa dilihat dari bentuk mulutnya yang agak
ke bawah. Habitatanya di sungai-sungai yang tersebar di indonesia, india, dan
myanmar (kotelat, 1993). Jenis ikan patin di indonesia cukup banyak, diantaranya pangasius
poluranodo (ikan juaoro), pangasius macronema (ikan
rius, riu, lancang), pangasius micronemus(wakal, riu scaring) pangasius
nasutus (pedado) dan pangasius nieuwenhuisil (lawang).
Ikan patin
siam mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi terhadap amonia dan buangan
nitrogen lainnya (aizam, et al., 1983) dan mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan buatan, seperti dalam sangkar terapung (ondara, 1980). Ikan ini juga
mempunyai daya reproduksi, benihnya dapat ditangkap di sungai-sungai besar dan
baik untuk dikembangkan sebagai ikan kultur (direktorat jenderal perikanan,
1977)
III.
METODE
PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan
Praktik manajemen
pemberian pakan pada ikan patin dimulai pada 13 Maret 2015 sampai 24 April 2015
di laboratorium perikanan A Politeknik Negeri Lampung
3.2 Alat dan bahan
Alat
yang digunakan untuk praktek Manajemen Pemberian Pakan patin adalah timbangan,
penggaris, selang,scopnet, ember, alat tulis, kolam terpal, baskom.
Bahan
yang digunakan untuk praktik Manajemen Pemberian Pakan adalah benih ikan patin,
pakan pellet, air, plastik.
3.3 Prosedur kerja
·
Persiapan alat dan bahan yang akan
digunakan
·
Persiapan media pemeliharaan benih patin
dengan terpal ukuran 1 x 1 meter yang dipasang pada bambu persegi yang dipasang
·
Pengisian air media sampai tinggi ± 40
cm.
·
Lakukan pemasangan label pada media
pemeliharaan, yaitu nama kelompok dan FR
yang telah ditentukan sebelumnya
·
Setelah seminggu, benih ikan patin
ditebar dan di sampling dengan melakukan aklimatisasi terlebih dahulu.
·
Melakukan pemeliharaan benih patin
dengan pemberian perlakuan FR dan Feeding Frekuensi yang telah ditentukan
·
Melakukan pengontrolan kualitas air
·
Melakukan sampling setiap minggu untuk
mengetahui data pertumbuhan ikan patin
·
Data ditulis dan dihitung.
IV.
PARAMETER
PENGAMATAN
a.
Pertumbuhan ikan
Pertumbuhan adalah berkaitan dengan
masalah perubahan besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun
individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang, dan
keseimbangan metaboliknya (Creasoft, 2008).
Pertumbuhan (growth) dapat diartikan sebagai perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup yang bersifat tak terbalikkan (irrevesible). Bertambah besar ataupun bertambah berat, atupun bertambah bagian akibat adanya penambahan unsur-unsur struktural (Yulianita, 2009).
Pertumbuhan (growth) dapat diartikan sebagai perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup yang bersifat tak terbalikkan (irrevesible). Bertambah besar ataupun bertambah berat, atupun bertambah bagian akibat adanya penambahan unsur-unsur struktural (Yulianita, 2009).
b.
SR
Menurut Ghufron (2009), kelangsungan
hidup atau sintasan (survival rate) adalh prosentase jumlah biota budidaya yang
hidup dalam kurun waktu tertentu. Untuk menghitung kelangsungan hidup atau
sintasan dapat digunakan rumus sebagai berikut :
S (100%) =Nt/No
Keterangan:
S =Kelangsungan
hidup (%)
Nt =Jumlah biota pada saat panen (ekor)
No =Jumlah biota pada saat penebaran (ekor)
Sintasan ikan dipengaruhi olah faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik yaitu : kompetitor, parasit, umur, predasi, kepadatan populasi, kemampuan adaptasi dari hewan dan penangganan manusia, sedangkan faktor abiotik meliputi sifat fisika dan sifat kimia perairan(Rika,2008).
c.
FCR
Menurut Effendy (2004), Feed
Convertion Ratio adalh suatu ukuran yang menyatakan ratio jumlah pakan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg ikan kultur. Nilai FCR=2 artinya untuk
memproduksi 1 kg daging ikan dalam sistem akuakultur maka dibutuhkan 2 kg
pakan. Semakin besar nilai FCR, maka semakin semakin banyak pakan yang
dibutuhkan untuk memproduksi 1 kg ikan daging kultur. FCR seringkali dijadikan
indikator kinerja teknis dalam mengevaluasi suatu usaha akuakultur.
.
Menurut Djarijiah (2004) dalam my.opera.com (2010), pengukuran
Menurut Djarijiah (2004) dalam my.opera.com (2010), pengukuran
kualitas pakan dilakukan dengan
membandingkan jumlah pakan yang diberikan dengan (pertambahan) berat ikan yang
dihasilkannya dan dinyatakan sebagai food Converty Ratio (FCR).
Rumus FCR adalah :
FCR =
Keterangan:
F :jumlah
pakan yang habis
Wt :bobot
biomassa ikan akhir
Wd :bobot
ikan mati
Wo :bobot
ikan awal
d.
Kualitas air
Kualitas air adalah kondisi
kalitatif air yang diukur dan atau di uji berdasarkan parameter-parameter
tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (Pasal 1 keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun
2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter
ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis (Masduqi, 2009).
Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemaliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.
Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemaliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.
e.
FR
FR (Feeding Rate)/ Jumlah Pakan
Menurut Effendy (2004), pakan
diberikan kepada ikan kultur sesuai dangan kebutuhan dan dapat memberikan
pertumbuhan dan efisiensi pakan yang tinngi. Kebutuhan pakan harian dinyatakan
sebagai tingkat pemberian pakan (feeding rate) per hari yang ditentukan
berdasarkan prosentase dari bobot ikan. Tingkat pemberian pakan ditentukan oleh
ukuran ikan. Semakin besar ukuran ikan, maka feeding rate-nya semakin kecil,
tetapi jumlah pakan hariannya semakin besar. Secar berkala, jumlah pakan harian
ikan disesuaikan (adjusment) dengan pertambahan bobot ikan dan perubahan
populasi
V.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
6.1
Hasil
Hasil
sampling pemberian pakan ikan patin dengan FR 5% dengan frekuensi 2 kali
pemberian pakan (kelompok III)
|
Samp tebar
|
Samp 1
|
Samp II
|
Samp III
|
Samp IV
|
Samp V
|
w(gr)
|
0,6
|
1,2
|
1,8
|
2,52
|
3,09
|
5
|
P (cm)
|
4,4
|
5,5
|
5,6
|
7
|
7,1
|
8,2
|
mortalitas (ekor)
|
-
|
8
|
6
|
0
|
0
|
0
|
SR (%)
|
-
|
84
|
72
|
100
|
100
|
100
|
Biomassa
(gr)
|
30
|
50,4
|
64,8
|
90,72
|
111,24
|
180
|
Berat ikan mati (gr)
|
-
|
4,8
|
7,2
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah tebar (ekor)
|
50
|
42
|
36
|
36
|
36
|
36
|
F (gr)
|
-
|
9
|
22,68
|
31,75
|
33,372
|
72
|
L P H (%)
|
-
|
10
|
5
|
16
|
2,8
|
10
|
FCR
|
-
|
0,35
|
1,05
|
1,22
|
1,6
|
1,04
|
Hasil
sampling pemberian pakan ikan patin dengan FR 5% dengan frekuensi 2 kali
pemberian pakan (kelompok IX)
Parameter
|
Samp Awal
|
Samp 1
|
Samp2
|
Samp 3
|
Samp 4
|
Samp 5
|
Samp 6
|
Wo (gr)
|
0,6
|
0,6
|
1,5
|
2,2
|
3,5
|
3,8
|
4,5
|
Wt (gr)
|
-
|
1,5
|
2,2
|
3,5
|
3,8
|
4,5
|
7
|
∆W (gr)
|
-
|
0,9
|
0,7
|
1,3
|
0,3
|
0,7
|
2,466
|
Po (cm)
|
4,4
|
4,4
|
5
|
5
|
7,2
|
7,3
|
8,6
|
Pt (cm)
|
-
|
4,9
|
5,64
|
7,2
|
7,3
|
8,6
|
8,8
|
∆P (cm)
|
-
|
0,5
|
0,64
|
2,2
|
0,1
|
1,3
|
0,2
|
Biomassa Awal (gr)
|
30
|
30
|
52,5
|
77
|
105
|
114
|
136,02
|
Biomassa Akhir (gr)
|
-
|
52,5
|
77
|
105
|
114
|
136,02
|
270
|
Kenaikan Biomassa (gr)
|
-
|
22,5
|
24,5
|
28
|
9
|
22,02
|
73,98
|
Berat mati (gr)
|
-
|
9
|
-
|
14
|
-
|
-
|
-
|
Pakan (gr)
|
-
|
9
|
26
|
52
|
12
|
25
|
80
|
FCR
|
-
|
0,28
|
0,97
|
1,2
|
1,3
|
1,2
|
1,08
|
Hasil
sampling pemberian pakan ikan patin dengan FR 5% dengan frekuensi 2 kali
pemberian pakan (kelompok V)
|
P.
Rata
|
B.
Rata
|
Mortalitas
|
Biomassa
|
Jumlah
Pakan
|
FCR
|
Awal
Tebar
|
4.4
Cm
|
0.6
Gram
|
0
|
30
Gram
|
|
|
Sampling
1
|
5.18
Cm
|
1.12
Gram
|
8/
5,7 Gram
|
47,04
Gram
|
10,5
Gram
|
0,46
|
Sampling
2
|
5.8
Cm
|
1.4
Gram
|
0
|
58,5
Gram
|
13,8
Gram
|
1,17
|
Sampling
3
|
6.2
Cm
|
2
Gram
|
0
|
84
Gram
|
20,2
Gram
|
1,2
|
Sampling
4
|
6.5
Cm
|
3
Gram
|
0
|
126
Gram
|
52
Gram
|
1.23
|
Sampling
5
|
7.1
Cm
|
5.6
Gram
|
0
|
235.2
Gram
|
120
Gram
|
1.1
|
6.2
Pembahasan
Dilihat
dari hasil antar kelompok tidak terlalu terdapat perbedaan pada kelompok 3,9
dan 5. Dari semua kelompok pada sampling terakhir, kelompok 3 lebih rendah ukuran
ikan nya di bandingkan dengan kelompok 5 dan 9. Akan tetapi laju pertumbuhan
ikan patin antar kelompok tidak terlalu signifikan berbeda. FCR patin dengan FR
5% tidak lebih dari 1,6 .
VII.
KESIMPULAN
Dari hasil sampling
dari kelompok 3, 5 dan 9 dengan pemberian pakan FR 5% ,dapat disimpulkan bahwa pemberian
pakan patin menghasilkan FCR tidak lebih dari 1,6 . Sehingga pakan yang
diberikan efisien untuk pertumbuhan ikan. Pada pemeliharaan selama 7 minggu
menghasilkan pertumbuhan panjang rata-rata yaitu 2,7 cm dan bobot 5 gram.
Pemberian pakan pada ikan patin perlu di manajemen untuk menghasilkan
pertumbuhan yang maksimal sehingga dapt meningkatkan produksi budidaya. Pada
ikan patin dengan ukuran teba dengan berat 0,6 atau pajang 4,4 cm sebaiknya diberikan
pakan dengan FR 5% karena sesuai dengan praktikum bahwa ikan patin efisien
diberi pakan dengan FR 5%. Pengelolaan pemberian pakan harus sesuai dengan
bukaan mulut dan kualitas air budidaya ikan. Tingkat nafsu pakan ikan patin
sangat dipengaruhi oleh kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan ikan itu
sendiri.
Daftar
pustaka
Zerotime.2014.MengenalIkanPatin.terbit:17januari2014.http://kagakupesca.blogspot.com/2014/01/mengenal-ikan-patin.html.24
05 2015.
Murniati,nia.2014.ikan patin siam.
http://visit-ikan.blogspot.com/2014/03/ikan-patin-siam-pangasius-hypopthalmus.html.24
05 2015
Deslia,fera.2012.Budidaya
Ikan Patin. https://feradesliaahyar.
wordpress.com/ 2012/10/11/ makalah-budidaya-ikan-patin/.24 05 2015
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
BalasHapusmenyediakan AEROTUBE untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro