Senin, 25 Mei 2015

laporan manajemen pemberian pakan patin


LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA IKAN PATIN (Pangasius pangasius) DENGAN FR 5% DAN FF 2 KALI SEHARI

Oleh:
PUJI RAHAYU                            13742040



PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN
JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

DAFTAR PUSTAKA
I.       PENDAHULUAN..............................................................................
1.1  Latar belakang.......................................................................
1.2  Tujuan.....................................................................................
II.    TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
2.1  Klasifikasi...............................................................................
2.2  Morfologi................................................................................
2.3  Habitat ...................................................................................
III. METODE PELAKSANAAN..........................................................
3.1  Waktu dan tempat pelaksanaan...........................................
3.2  Alat dan bahan......................................................................
3.3  Prosedur kerja......................................................................
3.4  Parameter pengamatan........................................................
IV. PARAMETER PENGAMATAN.................................................
V.    HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................
5.1     Hasil.......................................................................................
5.2     Pembahasan.........................................................................
VI. KESIMPULAN...............................................................................





I.                   PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang
  Budidaya ikan merupakan usaha untuk mendapatkan produksi setinggi-tingginya dengan mengenalkan beberapa faktor alami yang dapat menghambat usaha tersebut dengan penyediaan makanan alami secara berkesinambungan dan intensif. Berdasarkan sumbernya makanan ikan di bedakan antara lain : makanan alami,makanan tambahan,makanan buatan.
       Dengan pemberian pakan buatan sebagai pelengkap dalam usaha budidaya di harapkan laju pertumbuhan ikan tinggi,terutama ikan yang memikili nilai ekonomis tinggi.Pada saat ini petani ikan sangat tergantug pada makanan ikan(pelet) buatan pabrik,di samping itu ada juga yang membuat pakan sendiri.
Dengan membuat pakan buatan diharapkan jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan akan terpenuhi setiap saat. Pakan buatan yang berkualitas baik harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
·                     Kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan
·                     Diameter pakan harus lebih kecil dari ukuran bukaan mulut ikan
·                     Pakan mudah dicerna
·                     Kandungan nutrisi pakan mudah diserap tubuh
·                     Memiliki rasa yang disukai ikan
·                     Kandungan abunya rendah
·                     Tingkat efektivitasnya tinggi

1.2            Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mengetahui manajemen dari pemberian pakan pada ikan patin serta pengelolaan dan pengaruh penentuan FR dan feeding frekuensi yang tepat pada ikan patin




II.                TINJAUAN PUSTAKA
2.1            Klasifikasi
 Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:
Kingdom         :Animalia
Filum               :Chordata
 Ordo               : Ostarioplaysi.
Subordo          : Siluriodea.
Famili              : Pangasidae.
Genus              : Pangasius.
Spesies             : Pangasius pangasius Ham. Buch.
2.2            Morfologi ikan patin
 Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna putih seperti perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Panjang tubuhnya bisa mencapai 120cm, suatu ukuran yang cukup besar untuk ukuran ikan air tawar domestik. Kepala ikan patin relatif kecil dengan mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah hal ini merupakan ciri khas golongan catfish.pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.
Sirip punggu memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patinyang bergerigi dan besar di ebelah belakangnya. Sementara itu, jari-jari lunak sirip pun ggung terdapat enam atau tujuh buah. Pada punggungnya terdapat sirip lemak yang berukuran kecil sekali. Adapun sirip ekornya membentuk cagak dan bentuknya simetris. Ikan patin ini tidak memiliki sisik. Sirip duburnya panjang, terdiri dari 30-33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya memiliki enam jari-jari keras yang berubah menjadi senjata yang dikenal sebagap patil.

.
2.3            Habitat
Patin siam atau jambal siam adalah ikan asli thailand. Patin siam umumnya hidup di air tawar dan payau dengan aliran air yang tenang, terutama di sungi-sungai berlumpur atau berpasir (smith, 1945; soetikno, 1976; direktorat jenderal perikanan 1877; lagler et al., 1977). Kadang-kadang ikan ini masuk ke dalam rawa yang berdekatan dengan sungai besar (soetikno, 1974).
Ikan ini hidup subur di sungai, danau, waduk dan kolam (varikul dan boonsom, 1966; sar, 1985). Penyebaran ikan patin siam meliputi thailand, burma, india (weber dan beaufort, 1913 ; smit 1945 ; direktorat jenderal perikanan, 1977) taiwan, malaysia, semenanjung indocina (buchanan, 1983), sumatra dan kalimantan (schuster dan djajadiredja, 1952).
Ikan patin siam termasuk ikan dasar, hal ini bisa dilihat dari bentuk mulutnya yang agak ke bawah. Habitatanya di sungai-sungai yang tersebar di indonesia, india, dan myanmar (kotelat, 1993). Jenis ikan patin di indonesia cukup banyak, diantaranya pangasius poluranodo (ikan juaoro), pangasius macronema (ikan rius, riu, lancang), pangasius micronemus(wakal, riu scaring) pangasius nasutus (pedado) dan pangasius nieuwenhuisil (lawang).
Ikan patin siam mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi terhadap amonia dan buangan nitrogen lainnya (aizam, et al., 1983) dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan buatan, seperti dalam sangkar terapung (ondara, 1980). Ikan ini juga mempunyai daya reproduksi, benihnya dapat ditangkap di sungai-sungai besar dan baik untuk dikembangkan sebagai ikan kultur (direktorat jenderal perikanan, 1977)






III.             METODE PELAKSANAAN
3.1  Waktu dan tempat pelaksanaan
Praktik manajemen pemberian pakan pada ikan patin dimulai pada 13 Maret 2015 sampai 24 April 2015 di laboratorium perikanan A Politeknik Negeri Lampung
3.2  Alat dan bahan
Alat yang digunakan untuk praktek Manajemen Pemberian Pakan patin adalah timbangan, penggaris, selang,scopnet, ember, alat tulis, kolam terpal, baskom.
Bahan yang digunakan untuk praktik Manajemen Pemberian Pakan adalah benih ikan patin, pakan pellet, air, plastik.
3.3  Prosedur kerja
·           Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan
·           Persiapan media pemeliharaan benih patin dengan terpal ukuran 1 x 1 meter yang dipasang pada bambu persegi yang dipasang
·           Pengisian air media sampai tinggi ± 40 cm.
·           Lakukan pemasangan label pada media pemeliharaan, yaitu nama kelompok dan FR  yang telah ditentukan sebelumnya
·           Setelah seminggu, benih ikan patin ditebar dan di sampling dengan melakukan aklimatisasi terlebih dahulu.
·           Melakukan pemeliharaan benih patin dengan pemberian perlakuan FR dan Feeding Frekuensi yang telah ditentukan
·           Melakukan pengontrolan kualitas air
·           Melakukan sampling setiap minggu untuk mengetahui data pertumbuhan ikan patin
·           Data ditulis dan dihitung.




IV.             PARAMETER PENGAMATAN
a.       Pertumbuhan ikan
Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang, dan keseimbangan metaboliknya (Creasoft, 2008).
Pertumbuhan (growth) dapat diartikan sebagai perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup yang bersifat tak terbalikkan (irrevesible). Bertambah besar ataupun bertambah berat, atupun bertambah bagian akibat adanya penambahan unsur-unsur struktural (Yulianita, 2009). 
b.      SR
Menurut Ghufron (2009), kelangsungan hidup atau sintasan (survival rate) adalh prosentase jumlah biota budidaya yang hidup dalam kurun waktu tertentu. Untuk menghitung kelangsungan hidup atau sintasan dapat digunakan rumus sebagai berikut : 
S (100%) =Nt/No

Keterangan:
S          =Kelangsungan hidup (%)

Nt        =Jumlah biota pada saat panen (ekor)

No       =Jumlah biota pada saat penebaran (ekor)

Sintasan ikan dipengaruhi olah faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik yaitu : kompetitor, parasit, umur, predasi, kepadatan populasi, kemampuan adaptasi dari hewan dan penangganan manusia, sedangkan faktor abiotik meliputi sifat fisika dan sifat kimia perairan(Rika,2008).
c.       FCR
Menurut Effendy (2004), Feed Convertion Ratio adalh suatu ukuran yang menyatakan ratio jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg ikan kultur. Nilai FCR=2 artinya untuk memproduksi 1 kg daging ikan dalam sistem akuakultur maka dibutuhkan 2 kg pakan. Semakin besar nilai FCR, maka semakin semakin banyak pakan yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 kg ikan daging kultur. FCR seringkali dijadikan indikator kinerja teknis dalam mengevaluasi suatu usaha akuakultur.
.
Menurut Djarijiah (2004) dalam my.opera.com (2010),  pengukuran
kualitas pakan dilakukan dengan membandingkan jumlah pakan yang diberikan dengan (pertambahan) berat ikan yang dihasilkannya dan dinyatakan sebagai food Converty Ratio (FCR).
Rumus FCR adalah : 
FCR     =
Keterangan:
F          :jumlah pakan yang habis
Wt       :bobot biomassa ikan akhir
Wd      :bobot ikan mati
Wo       :bobot ikan awal
d.      Kualitas air
Kualitas air adalah kondisi kalitatif air yang diukur dan atau di uji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis (Masduqi, 2009).
Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemaliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.




e.       FR
FR (Feeding Rate)/ Jumlah Pakan
Menurut Effendy (2004), pakan diberikan kepada ikan kultur sesuai dangan kebutuhan dan dapat memberikan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang tinngi. Kebutuhan pakan harian dinyatakan sebagai tingkat pemberian pakan (feeding rate) per hari yang ditentukan berdasarkan prosentase dari bobot ikan. Tingkat pemberian pakan ditentukan oleh ukuran ikan. Semakin besar ukuran ikan, maka feeding rate-nya semakin kecil, tetapi jumlah pakan hariannya semakin besar. Secar berkala, jumlah pakan harian ikan disesuaikan (adjusment) dengan pertambahan bobot ikan dan perubahan populasi





























V.                HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1              Hasil
Hasil sampling pemberian pakan ikan patin dengan FR 5% dengan frekuensi 2 kali pemberian pakan (kelompok III)

Samp tebar
Samp 1
Samp II
Samp III
Samp IV
Samp V
w(gr)
0,6
1,2
1,8
2,52
3,09
5
P (cm)
4,4
5,5
5,6
7
7,1
8,2
mortalitas (ekor)
-
8
6
0
0
0
SR (%)
-
84
72
100
100
100
Biomassa
(gr)
30
50,4
64,8
90,72
111,24
180
Berat ikan mati (gr)
-
4,8
7,2
0
0
0
Jumlah tebar (ekor)
50
42
36
36
36
36
F (gr)
-
9
22,68
31,75
33,372
72
L P H (%)
-
10
5
16
2,8
10
FCR
-
0,35
1,05
1,22
1,6
1,04
Hasil sampling pemberian pakan ikan patin dengan FR 5% dengan frekuensi 2 kali pemberian pakan (kelompok IX)
Parameter
Samp Awal
Samp 1
Samp2
Samp 3
Samp 4
Samp 5
Samp 6
Wo (gr)
0,6
0,6
1,5
2,2
3,5
3,8
4,5
Wt (gr)
-
1,5
2,2
3,5
3,8
4,5
7
∆W (gr)
-
0,9
0,7
1,3
0,3
0,7
2,466
Po (cm)
4,4
4,4
5
5
7,2
7,3
8,6
Pt (cm)
-
4,9
5,64
7,2
7,3
8,6
8,8
∆P (cm)
-
0,5
0,64
2,2
0,1
1,3
0,2
Biomassa Awal (gr)
30
30
52,5
77
105
114
136,02
Biomassa Akhir (gr)
-
52,5
77
105
114
136,02
270
Kenaikan Biomassa (gr)
-
22,5
24,5
28
9
22,02
73,98
Berat mati (gr)
-
9
-
14
-
-
-
Pakan (gr)
-
9
26
52
12
25
80
FCR
-
0,28
0,97
1,2
1,3
1,2
1,08
Hasil sampling pemberian pakan ikan patin dengan FR 5% dengan frekuensi 2 kali pemberian pakan (kelompok V)

P. Rata
B. Rata
Mortalitas
Biomassa
Jumlah Pakan
FCR
Awal Tebar
4.4 Cm
0.6 Gram
0
30 Gram


Sampling 1
5.18 Cm
1.12 Gram
8/ 5,7 Gram
47,04 Gram
10,5 Gram
0,46
Sampling 2
5.8 Cm
1.4 Gram
0
58,5 Gram
13,8 Gram
1,17
Sampling 3
6.2 Cm
2 Gram
0
84 Gram
20,2 Gram
1,2
Sampling 4
6.5 Cm
3 Gram
0
126 Gram
52 Gram
1.23
Sampling 5
7.1 Cm
5.6 Gram
0
235.2 Gram
120 Gram
1.1




6.2         Pembahasan
Dilihat dari hasil antar kelompok tidak terlalu terdapat perbedaan pada kelompok 3,9 dan 5. Dari semua kelompok pada sampling terakhir, kelompok 3 lebih rendah ukuran ikan nya di bandingkan dengan kelompok 5 dan 9. Akan tetapi laju pertumbuhan ikan patin antar kelompok tidak terlalu signifikan berbeda. FCR patin dengan FR 5% tidak lebih dari 1,6 .









VII.                       KESIMPULAN
Dari hasil sampling dari kelompok 3, 5 dan 9 dengan pemberian pakan FR 5% ,dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan patin menghasilkan FCR tidak lebih dari 1,6 . Sehingga pakan yang diberikan efisien untuk pertumbuhan ikan. Pada pemeliharaan selama 7 minggu menghasilkan pertumbuhan panjang rata-rata yaitu 2,7 cm dan bobot 5 gram. Pemberian pakan pada ikan patin perlu di manajemen untuk menghasilkan pertumbuhan yang maksimal sehingga dapt meningkatkan produksi budidaya. Pada ikan patin dengan ukuran teba dengan berat 0,6 atau pajang 4,4 cm sebaiknya diberikan pakan dengan FR 5% karena sesuai dengan praktikum bahwa ikan patin efisien diberi pakan dengan FR 5%. Pengelolaan pemberian pakan harus sesuai dengan bukaan mulut dan kualitas air budidaya ikan. Tingkat nafsu pakan ikan patin sangat dipengaruhi oleh kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan ikan itu sendiri.
















Daftar pustaka

Zerotime.2014.MengenalIkanPatin.terbit:17januari2014.http://kagakupesca.blogspot.com/2014/01/mengenal-ikan-patin.html.24 05 2015.

            Murniati,nia.2014.ikan patin siam. http://visit-ikan.blogspot.com/2014/03/ikan-patin-siam-pangasius-hypopthalmus.html.24 05 2015

Deslia,fera.2012.Budidaya Ikan Patin. https://feradesliaahyar. wordpress.com/ 2012/10/11/ makalah-budidaya-ikan-patin/.24 05 2015

Catatanpemimpi.2014. Manajemen pemberian pakan. http://catatanpemiimpi .blogspot. com/2014/01/manajemen-pemberian-pakan.html



1 komentar:

  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan AEROTUBE untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus